Selamat Datang di Aliansi Bahari Alor
Selamat Datang di Aliansi Bahari Alor
Aliansi Bahari Alor (ABA) adalah sebuah asosiasi perkumpulan pelaku usaha wisata bahari di Alor,
Indonesia. ABA mendukung pariwisata yang berkelanjutan dan bertanggung jawab untuk kepulauan Alor, serta mendukung kelestarian jangka panjang ekosistem bahari melalui program dan kegiatan yang melibatkan pemerintah daerah, penduduk setempat dan organisasi lainnya dan juga pemangku kepentingan lainnya.
Ciri Khas Laut Alor, Indonesia
Alor adalah kepulauan yang terletak di provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Indonesia. Sebagai jalur penghubung antara samudra Hindia dan Pasifik, air laut yang mengalir membawa nutrisi penting dalam mendukung kehidupan bawah laut yang sehat dan berlimpah. Karena penduduk setempat menggunakan teknik penangkapan ikan tradisional dimana teknik tersebut tidak merusak karang (seperti tombak dan perangkap bambu), maka hampir semua kondisi terumbu karang di Alor saat ini masih sangat baik.
Keindahan dan pesona Alor masih diluar jangkauan dari jalur pariwisata pada umumnya. Oleh karena itu, Alor belum mengalami kerusakan yang disebabkan oleh pariwisata massal (mass tourism). Dikarenakan kondisi tersebut dan keragaman biotanya, maka sebagian besar perairan di Alor ditetapkan sebagai Kawasan Konservasi Laut atau Marine Protected Areas (MPA).
Tantangan yang dihadapi
Pertumbuhan pesat yang terjadi di daerah wisata bahari seperti Bali, Komodo dan Raja Ampat menyebabkan operator selam dan liveaboards (kapal pesiar selam) terus mencari destinasi baru yang masih murni seperti Alor. Saat ini, pertumbuhan ekonomi di provinsi NTT menyebabkan warga menjadi semakin konsumtif dalam menggunakan produk komersial yang sebagian besar disajikan dalam bungkusan plastik sekali pakai. Tanpa penanganan sampah yang baik, maka polusi sampah di darat maupun di laut akan terus meningkat.
Kendala penting lainnya yang harus ditangani adalah masih adanya penggunaan teknik pancing yang merusak biota laut yaitu bom ikan dan sianida. Pemerintah Daerah memutuskan untuk memulai sebuah proyek konservasi, meliputi beberapa topik yang salah satunya adalah kapasitas muatan (Carrying Capacity) untuk membatasi jumlah wisatawan bahari dan memperkuat regulasi dalam MPA sebelum kerusakan permanen terjadi kepada ekosistem bawah laut. Operator selam dan snorkeling setempat kini dilibatkan untuk mencapai tujuan tersebut, dan diputuskan untuk dibentuknya asosiasi sebagai wadah guna menyalurkan suara dan pendapat.
Belajar lebih tentang ABA:
